Minggu, 02 Oktober 2016

Rekam Jejak pengembangan TWI di bumi Maluku


Fasilitas perjalanan Rombongan Gubes
Kehidupan adalah sebuah anugerah sekaligus  misteri yang sarat dengan rahasia dimana dimensi perjalan waktu dan perubahan kehidupan tak dapat ditakar dan diprediksikan oleh manusia manapun. Kecuali mereka yang diberi hidayah dan karunia oleh sang pencipta.






Pukul 11.00 wita tanggal 28 September 2016, mobil fortune melaju kearah timur Sulawesi Tengah,
Akbar dan Alimin Persingahan menunggu jalan dibuka
dibelakang lingkaran setir, duduk pendiri dan ketua umum Paguyuban Senibeladiri Pernapasan Tapak Wali Indonesia, Yang Mulia Guru Besar Tapak Wali Indonesia al Muqaram H. Aziz, BE, SE, M.Sc,
MMG, ditemani ketua komda TWI Sulteng Andi Jamil, MMG, dibangku kedua saya, Akbar, MMG  serta Alimin.
Bawaan kami dalam perjalan ini terbatas mengingat jalur pengembangan kali ini butuh efisiensi agar memudahkan ruang gerak kami.
Warga TWI di Lede mengantar keberangkatan Gubes dan Rombongannya
Perjalan terhambat karena adanya jadwal buka tutup jalur Trans Sulawesi ruas kecamatan Pagimana dalam pembenahan.  Dekat pintu palang kami mampir disebuah warung yang diberi nama Kali Bosan. Kesempatan solat dan makan super mie sebelum
Pukul 17.00 jalan dibuka kembali. Perjalan kami menuju Kota Luwuk perlahan, hingga pukul 18.00 tiba dikabupaten Banggai. Mobil yang kami Tumpangi dititip di Hotel Ramayana, dan kami berjalan kaki kepelabuhan yang jaraknya hanya 100 meter dari pelabuhan.  Setelah beli tiket kapal dan kami makan malam di RM padang sebelum naik kapal, semua kamar terisi sehingga kami mengambil tempat dilantai dua kapal untuk meluluruskan punggung. Dua warga TWI Alqab Jumpai MMG dan Anang Nugroho dari Ampana yang saat itu beraluwuk  menyempatkan menyelami guru besar, yang beberapa menit kemudia kapal melepas tali. 
KM Sumber  Raya membela laut menuju perairan lepas menuju Kabupaten Taliabo yang baru
Bincang Gubes dgn Warga Kendari dan Ampana Tete di Pel Luwuk
dimekarkan dari kabupaten Induknya, Kabupaten Kepulauan Sula Maluku Utara. Pelayaran tenang tanpa ombak dan gelombang hingga tiba di Pelabuhan Bobong ibu Kota Kabupaten Taliabo. Kami dijemput Oleh Ketua Ketua Komda Maluku bapak Machdir, MMG.
Dipelabuhan Bobong kami harus menunggu beberapa jam karena kapal menurunkan penumpang dan muatan. 1 jam kemudian kami melajudkan pelayaran menuju pelabuhan Lede yang menjadi tujuan kami.
Pewisudahan Warga dan 2 Menengah dan dan 2 Atas
Pelabuhan Lede hanya ada dermaga tanpa ditunjang inprastruktur layaknya sebuah pelabuhan. Beberapa penjual asongan  mengelar jualan dibawah pohon demikian halnya penumpang yang menunggu pemberangkatan kapal.





Perjalan kepusat Lede sekitar 2 KM, kami menumpang Mobil Hi Lux Open, yang disiapkan ketuia
Pembahasan oleh YM Gubes Malam kedua di Lede
Komda Maluku, beberapa calon warga yang menyemput guru besar mengikuti dengan motor.  Kondisi jalan sangat memprihatinkan karena banyak ruas  yang rusak. Informasi yang diperoleh dari warga setempat listrik yang menerangi desa sudah 2 tahun tidak berpungsi, sementara listrik desa dijadwalan antrian 2 malam menyala 1 malam padam. Kondisi Jalan lingkungan dari informasi yang di[peroleh dibeton melalui swadaya masyarakat. Namun masyarakat optimis kedepan kondisi desa dan masyarakatnya akan meningkat mengingat  adanya tambang nikel diwilayah tersebut.
Calon warga TWI Lede yang diwisuda
Pewisudahan yang digelar di salah satu sekolah didesa Lede, berjumlah 40 Orang , dan 1 Ke Dan 2 menengah 2 orang  serta Dan  2 atas 1 orang.
Seharusnya besoknya kami harus kembali namun jadwal kapal pada hari kamis kosong maka malam itu diisi kembali dengan pembahasan oleh Yang Mulia Guru besar.




Jumat Pagi kami sudah menuju pelabuhan menunggu kapal, Situasi pelabuhan saat itu cukup ramai
Foto berdua Ketua Komda TWI Maluku
karena adanya penjemputan jemah Haji. kapal yang akan kami tumpangi bersandar didermaga beberapa jam kemudian. Perjalan pulang
Foto bersama dgn warga TWi Lede sebelum stomp kapal berbunyi 3 kali
lebih baik, karena kami mendapat kamar dilantai    3 Km Sumber jaya, tengah malam sedikit guncangan ombak, hingga pajar subuh kapal merapat didermaga Luwuk. Kami memesan kopi hangat di Hotel Ramayana sebelum kembali ke Ampana.

Rekam jejak perjalanan Yang Mulia Guru besar Tapak Wali Indonesia belum berakhir masih ribuan km akan dilalui, menuju Manado sambil mewisudah calon warga dan warga di beberapa tempat seperti dikabupaten Parigi Moutong, Kabupaten Pohuwato dan dan berujung di Manado. Ribuan km lagi akan dilalui menuju kendari,
Saya menikmati Senja dipesisir pantai Lede Maluku Utara
namun perjalan itu menjadi nikmat bagi Yang Mulia Guru besar menemui murid-muridnya sepanjang perjalannya.

Rekam Jejak pengembangan TWI di bumi Maluku


Fasilitas perjalanan Rombongan Gubes
Kehidupan adalah sebuah anugerah sekaligus  misteri yang sarat dengan rahasia dimana dimensi perjalan waktu dan perubahan kehidupan tak dapat ditakar dan diprediksikan oleh manusia manapun. Kecuali mereka yang diberi hidayah dan karunia oleh sang pencipta.






Pukul 11.00 wita tanggal 28 September 2016, mobil fortune melaju kearah timur Sulawesi Tengah,
Akbar dan Alimin Persingahan menunggu jalan dibuka
dibelakang lingkaran setir, duduk pendiri dan ketua umum Paguyuban Senibeladiri Pernapasan Tapak Wali Indonesia, Yang Mulia Guru Besar Tapak Wali Indonesia al Muqaram H. Aziz, BE, SE, M.Sc,
MMG, ditemani ketua komda TWI Sulteng Andi Jamil, MMG, dibangku kedua saya, Akbar, MMG  serta Alimin.
Bawaan kami dalam perjalan ini terbatas mengingat jalur pengembangan kali ini butuh efisiensi agar memudahkan ruang gerak kami.
Warga TWI di Lede mengantar keberangkatan Gubes dan Rombongannya
Perjalan terhambat karena adanya jadwal buka tutup jalur Trans Sulawesi ruas kecamatan Pagimana dalam pembenahan.  Dekat pintu palang kami mampir disebuah warung yang diberi nama Kali Bosan. Kesempatan solat dan makan super mie sebelum
Pukul 17.00 jalan dibuka kembali. Perjalan kami menuju Kota Luwuk perlahan, hingga pukul 18.00 tiba dikabupaten Banggai. Mobil yang kami Tumpangi dititip di Hotel Ramayana, dan kami berjalan kaki kepelabuhan yang jaraknya hanya 100 meter dari pelabuhan.  Setelah beli tiket kapal dan kami makan malam di RM padang sebelum naik kapal, semua kamar terisi sehingga kami mengambil tempat dilantai dua kapal untuk meluluruskan punggung. Dua warga TWI Alqab Jumpai MMG dan Anang Nugroho dari Ampana yang saat itu beraluwuk  menyempatkan menyelami guru besar, yang beberapa menit kemudia kapal melepas tali. 
KM Sumber  Raya membela laut menuju perairan lepas menuju Kabupaten Taliabo yang baru
Bincang Gubes dgn Warga Kendari dan Ampana Tete di Pel Luwuk
dimekarkan dari kabupaten Induknya, Kabupaten Kepulauan Sula Maluku Utara. Pelayaran tenang tanpa ombak dan gelombang hingga tiba di Pelabuhan Bobong ibu Kota Kabupaten Taliabo. Kami dijemput Oleh Ketua Ketua Komda Maluku bapak Machdir, MMG.
Dipelabuhan Bobong kami harus menunggu beberapa jam karena kapal menurunkan penumpang dan muatan. 1 jam kemudian kami melajudkan pelayaran menuju pelabuhan Lede yang menjadi tujuan kami.
Pewisudahan Warga dan 2 Menengah dan dan 2 Atas
Pelabuhan Lede hanya ada dermaga tanpa ditunjang inprastruktur layaknya sebuah pelabuhan. Beberapa penjual asongan  mengelar jualan dibawah pohon demikian halnya penumpang yang menunggu pemberangkatan kapal.





Perjalan kepusat Lede sekitar 2 KM, kami menumpang Mobil Hi Lux Open, yang disiapkan ketuia
Pembahasan oleh YM Gubes Malam kedua di Lede
Komda Maluku, beberapa calon warga yang menyemput guru besar mengikuti dengan motor.  Kondisi jalan sangat memprihatinkan karena banyak ruas  yang rusak. Informasi yang diperoleh dari warga setempat listrik yang menerangi desa sudah 2 tahun tidak berpungsi, sementara listrik desa dijadwalan antrian 2 malam menyala 1 malam padam. Kondisi Jalan lingkungan dari informasi yang diperoleh dibeton melalui swadaya masyarakat. Namun masyarakat optimis kedepan kondisi desa dan masyarakatnya akan meningkat mengingat  adanya tambang nikel diwilayah tersebut.
Calon warga TWI Lede yang diwisuda
Pewisudahan yang digelar di salah satu sekolah didesa Lede, berjumlah 40 Orang , dan 1 Ke Dan 2 menengah 2 orang  serta Dan  2 atas 1 orang.
Seharusnya besoknya kami harus kembali namun jadwal kapal pada hari kamis kosong maka malam itu diisi kembali dengan pembahasan oleh Yang Mulia Guru besar.




Jumat Pagi kami sudah menuju pelabuhan menunggu kapal, Situasi pelabuhan saat itu cukup ramai
Foto berdua Ketua Komda TWI Maluku Bpk Machdir, MMG
karena adanya penjemputan jemah Haji. kapal yang akan kami tumpangi bersandar didermaga beberapa jam kemudian.
Perjalan pulang
Foto bersama dgn warga TWi Lede sebelum stomp kapal berbunyi 3 kali
lebih baik, karena kami mendapat kamar dilantai    3 Km Sumber jaya, tengah malam sedikit guncangan ombak, hingga pajar subuh kapal merapat didermaga Luwuk. Kami memesan kopi hangat di Hotel Ramayana sebelum kembali ke Ampana.

Rekam jejak perjalanan Yang Mulia Guru besar Tapak Wali Indonesia belum berakhir masih ribuan km akan dilalui, menuju Manado sambil mewisudah calon warga dan warga di beberapa tempat seperti dikabupaten Parigi Moutong, Kabupaten Pohuwato dan dan berujung di Manado. Ribuan km lagi akan dilalui menuju kendari,
Saya menikmati Senja dipesisir pantai Lede Maluku Utara
namun perjalan itu menjadi nikmat bagi Yang Mulia Guru besar menemui murid-muridnya sepanjang perjalannya.