Selasa, 18 Juli 2017

Titian kasih antara Mursyid dan muridnya


Maqam Mursyid  pada kedalaman ilmunya dan kedudukan murid pada  kedangkalan pengetahuannya, dipisahkan tabir pemisah diliputi kabut rahasia, namun manakala  kuasa illahi berkehendak maka benang akan lurus terbentang mampuh menembus kepekatan bathin murid yang merindukan berenang disamudera Ilmu ghaibillah, pelantaran sang Mursyid
Pada maqam kemuliaan sang mursyid,  tutur dan nasehat bijak menjadi bernilai dan bermakna dalam menguraikan ilmu pada setiap bermajelis. IzinNya pula insan manusia yang dirahmati  mampu menyentuh dan menyingkap tabir rahasia yang datangnya dari  khazanah kegaiban rahasia  yang dibalut rahasia itu sendiri..
Mursyid dan Murid  adalah satu cermin yang  saling memantulkan keindahan dan kebajikan hati, hingga mampu memahami kata yang  tak terucap. Disini dapat didifinisikan makna perbuatan hati, keihklasan pembawa dan penerima amanah.   Tautan jiwa dalam ridhanya akan merentang  titian panjang membangun manusia yang sesungguhnya. Hingga dapat menyentuh hakekat Ilmu kehidupan, yang selalu mengikuti pemiliknya kemanapun dia melangkah. Saat mana, ilmu bukan lagi tulisan atau bacaan tetapi...ingatan.”
Kerinduan dalam sua  mengalunkan lagam bahasa nasehat sang mursyid, bahwa mengelolah bukan untuk dirinya sendiri, tetapi tertuju pada zatullah. Rentang waktu yang lima, diisi perbuatan kebaikan dan ibadah yang tak pernah putus. Selalu bernafas dengan nafas Allah, semakin bermakna, dibarengi perbuatan dzahir, yang terus menempah dan mempoles muridnya, agar menjadi titik-titik cahaya yang yang akan menerangi permukaan alam raya dan alam semesta.

Dalam diam tak perlu lagi bertanya, karena jawaban sudah ada dalam ketetapan,  sang pemberi nikmat. “barang siapa mengajarkan ilmu Allah satu huruf saja, maka ilmu itu akan bertambah dan terus datang tak putus-putusnya.”

Dalam diam tak perlu berkata lagi, karena ternyata kekuasaan yang mutlak tak dapat dirubah, yang dapat  menggerakkan isi alam semesta tanpa tindak lisan dan tulisan. Mengapa tiram bisa bergetar? Jawaban didalamnya ada mutiara, disitu pula ada hidup yang bersemayan kehidupan yang tak mengenal arti kematian...

Perjalanan  sang mursyid tak lagi terukur dan berbatas jarak dan waktu, hanya untuk menyampaikan kebaikan.  Menjadi sebuah renungan kalbu, hingga lebih tekun mengkaji bait-bait kata, yang mampu  membuat alam ini tenang dan damai. Cara itu adalah cara merawat, agar benang batin ini jangan sampai kusut dan putus. Dibaliknya, kelam dan kegelapan akan  menghadang  dalam kesia-siaan manakala  lenyapkan bentang yang pernah ada,
Jika dikiaskan, sesungguhnya manusia hanya sebuah titik, diantara hamparan pasir ditepian pantai. Saya hanya manusia biasa, dengan kuasaNya pula, sepercik cahaya perlahan membelah gelapnya hati. Namun cemas dan kekuatiran terjawab dalam tutur kata lembut sang mursyid “ lebih indah dan syahdu menyalakan  lilin dari pada mengutuk kegelapan. Sebab dalam gelap kita  masih bisa melihat, kilauan berlian yang cacat setelah ditempah, dan ternyata masih lebih indah dari pada batu biasa.”
Mursyid dalam maqam kemuliaannya...

Tak pernah melukiskan keindahan surga, dan pedihnya kobaran api neraka, namun lebih memperkokoh  keyakinan serta  mengukir jejak menuju Rabby, tujuan akhir meraih ridhaNya. Disitu penting ilmu untuk memilih dua persimpangan kehidupan, kebaikan atau keburukan. Dua jalan  diciptakan untuk menguji tingkat  keyakinan manusia adanya kekuasaan Rabby...yang Maha Raja. (Sang Pengembara)

Gerak Perdana Lapangan TWI Kota Gorontalo


Warga Lapangan 2 TWI At Taubah

Pasca pewisudahan Paguyuban Seni Beladiri Pernapasan Tapak Wali Indonesia di Kota Gorontalo, khususnya Lapangan 2 "At Taubah" akan membuka kembali lapangan  masa pelatihan gerak dan penerapian masyarakat mulai Rabu malam Malam 18/07.

Dikatakan Ketua 3 Bidang   Pelatihan TWI Cabang Kota Gorontalo Faruk Oktowijaya, menyegerakan pembukaan latihan dalam rangka menanggapi animo masyarakat setempat yang mulai mendaftarkan diri sebagai calon. Untuk masa pewisudahan angkatan ketiga yang dijadwalkan pada 

Ketua 3 Bid. Pelatihan Faruk Oktowijaya
pertengahan Oktober mendatang.
Karateka Penyandang Dan I, yang baru beberapa hari menerima sabuk Dan 1  Tapak Wali Indonesia mengungkapkan, banyak manfaat yang dapat dirasakan  warga yang baru saja diwisuda selama menjalani pelatihan hingga pendadaran, terkait dengan kesehatan. “Yang penting giat dan tekun  latihan, kita bukan saja sembuh tetapi sehat bugar”Terangnnya.

Hal senada menurut Ketua 2 Bidang Pengembangan Cabang Kota Gorontalo Safrin wisudawan angkatan kedua di Kota Gorontalo, lebih menyorot soal Bela diri. Menurut  Safrin yang juga menyandang Dan 1 Karate, memahami bela diri dalam organisasi kemasyarakatan Tapak Wali Indonesia, adalah 

Ketua 2 bid. Pengembangan Safrin
kemampuan warga Twi dalam mengelolah napasnya dengan baik, sehingga dapat membentengi diri dari penyakit. Disamping itu pola latihan pernapasan meningkatkan kecerdasan spritulnya, lebih tajam dalam memahami makna beladiri itu sendiri. Bahkan menurutnya, materi latihan dan gerak lapangan adalah piranti pengelolaan hati agar mampu menundukkan diri sendiri menghindari sikap dan prilaku serta tindakan buruk dan tercela, Selaras dengan cermatannya pada pembahasan YM Gubes saat pewisudahan beberapa malam yang lalu.  saya optimis TWI akan menyebar diPropinsi Gorontalo. "Insya Allah pencapain yang saya dapatkan   juga akan dirasakan  masyarakat lain, untuk itu kami akan terus  mengajak  masyarakat  ikut gerak melatih diri guna memperoleh manfaatnya, sehat lahir batin. Paparnya.


Ketua Cabang TWI Kota Gorontalo Adha, 

Ketua Cabang Kota Gorontalo, Adha

Gorontalo, semalam (17/07) menyambut baik keinginan kedua tokoh masyarakat tersebut, sekali gus pengurus cabang TWI Kota Gorontalo. Selaku penerima amanah dari YM Gubes, menyampaikan terima kasih serta mensyukuri peran aktif semua pihak demi kemajuan Tapak Wali Indonesia di Kota Gorontalo. 

Sementara Sekretaris Cabang Jefri Ibrahim mengungkapkan “Saat ini kami sedang mempersiapkan legalitas formal organisasi untuk didaftaran di Kantor Kesbang setempat. Bahkan kedepan, jajaran 

Sekretaris Cabang Jefri Ibrahim

pengurus cabang Gorontalo bersama  warga TWI yang ada akan mengembangkan kebeberapa kabupaten di Propinsi Gorontalo, merespon beberapa permintaan pembukaan lapangan baru”Pungkasnya (Paman Sam) 

Sabtu, 15 Juli 2017

PEWISUDAHAN WARGA TWI DI KOTA GORONTALO


Pewisudahan Warga Paguyuban Seni beladiri Pernapasan Tapak Wali Indonesia (TWI) untuk kedua kalinya Jumat (14/7) digelar di Kota Gorontalo. Kegiatan yang dipusatkan di Ruang serba guna SMP2 Muhammadiyah  Kota Utara Gorontalo yang diikuti sekitar tiga puluan calon maupun warga yang naik tataran.

Yang Mulia Guru besar Paguyuban Seni beladiri Pernapasan Tapak Wali Indonesia, YM Gubes Syekh H. Azis, BE, SE, M.Sc, MMG pada kegiatan ini didampingi oleh ketua komda Sulawesi Tengah Andi Jamil, MMG dan Akbar MMG.
Moment pewisudahan kali ini YM Gubes pada materi  pembahasanya menekankan agar warga Tapak Wali Indonesia didaerah tersebut, memahami misi Tapak Wali Indonesia yang berorintasi pada pembentukan kader anak bangsa yang tangguh dan bijak serta sehat lahir batin. Masyarakat yang

sehat lahir batin adalah aset negara sangatlah penting keberadaaanya didalam menyikapi dinamika kehidupan yang semakin membutuhkan peran semua pihak guna mempertahankan keutuhan NKRI yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
YM Gubes mengingatkan, agar warga TWI  dalam kehidupan sehari-hari tetap teguh mematuhi AD

serta mengamalkan pedoman suci.  Betapa Paguyuban seni beladiri Pernapasan Tapak Wali Indonesia yang merupakan organisasi kemasyarakat  legalitasnya terdaftar pada Kementerian Hukum dan Ham jangan sampai dicederai warganya sendiri. Dibagian lain pembahasanya, YM Gubes menyentuh persoalan hati yang merupakan sumber rasa pada setiap manusia, sangat urgent untuk dibenahi jangan sampai terjebak pada pola pemikiran yang negatif. Setiap warga TWI harus mampu memaintset pola pikir dan meluaskan pandangan hidupnya kearah yang positif.  Sehingga keberadaan TWI ditengah-tengah masyarakat dapat memberi kontribusi dalam rangka menciptakan suasana sejuk dan damai. “Setiap warga TWI harus mampu membela dirinya sendiri dari perbuatannya yang tidak sesuai dengan norma kehidupan dalam tatanan kehidupan antar umat beragama, dan antar masyarakat. Hingga demikian nuansa kehidupan yang damai dan sejuk dapat tercipta, dan hal ini ini perlu dimulai dari individu warga TWI itu sendiri” Jelas YM Gubes.


Manusia sebagai halifah dipermukaan bumi adalah makhluk ciptaan sang pencipta jangan sampai

berprilaku buruk, tetapi harus mampu menjalankan amanah dan menyebarkan kebaikan. Adapun Beladiri pada organisasi TWI bukan konotasi kekerasan atau aduh tarung. Tetapi bela diri yang dimaksud adalah kemampuan  warga TWI menundukan hawa nafsunya dan menghindari dari perbuatan yang merugikan diri sendiri maupun orang lain.  (Paman Sam)