Senin, 14 Desember 2020

Edukasi peningkatan karakter

Dari berbagai sumber 

Oleh : Sam Asiku

Jika mulut adalah gerbang hati, maka menjaga gerbang itu adalah wajib, agar hawa sejuk akan selalu keluar masuk melalaui  rasa berkehidupan bagi diri sendiri dan orang sekeliling. 

 

Sumber kompasiana Beyond Blogging Mengenal Empat Kecerdasan Manusia (IQ,EQ,SQ dan TQ) menguraikan 4 kecerdasan manusia. 29 September 2019 23:12 Diperbarui: 24 Agustus 2020 13:24 47887 0 0  

Alat Ukur Kecerdasan Manusia Dalam perkembangannya, setiap manusia kerap diukur level kecerdasannya untuk ragam kebutuhan. Para ilmuwan pun berusaha mengungkap cara menentukan level kecerdasaan seseorang.  

Setidaknya ada empat alat ukur yang telah ditemukan, berlaku baku, dan menjadi opsi dalam dunia psikologi. Masing-masing dapat digunakan secara mandiri dan berdiri sendiri. Tetapi seiring dengan perkembangan zaman, orang banyak menggabungkan dua atau malah langsung empat di antaranya lantaran sisi manusia yang kompleks perlu diukur dari ragam aspek.

Dahulu pada sekitar tahun 1890-an, kecerdasan seseorang diukur melalui ukuran IQ (Intelligence Quotient). Konsep IQ ditemukan oleh Francis Galton, dan selama berpuluh tahun tes IQ diyakini sebagai satu-satunya ukuran standar untuk mengukur kecerdasan manusia. 

Namun pada tahun 1983 Howard Gardner, seorang psikolog dan ahli pendidikan dari Universitas Harvard AS merumuskan sebuah teori Multiple Intelligences (Kecerdasan Majemuk). Menurutnya kecerdasan manusia tidaklah tunggal, tetapi jamak yang setidaknya terdiri dari 9 komponen, yaitu kecerdasan matematis, linguistik, musikal, visual, kinetis, naturalis, interpersonal, intrapersonal dan spiritual. 

Pada tahun 1987, Keith Beasley mengemukakan jenis kecerdasan lain yang tak kalah penting dalam mempengaruhi kesuksesan seseorang, yaitu EQ (Emotional Quotient). Istilah EQ menjadi popular setelah Daniel Golman mempopulerkannya melalui buku "Emotional Intelligence - Why it can matter more than IQ" pada tahun 1995. Kemudian pada tahun 1997, Danah Zohar menemukan jenis kecerdasan baru selain IQ dan EQ, yaitu SQ (Spiritual Quotient). SQ merupakan dan berdampak pada kesuksesan dan keberhasilan seseorang. Selanjutnya akhir-akhir ini ditemukan pula kecerdasan lain yaitu Trancendental Quotient (TQ) yang merupakan pengembangan dari kecerdasan spiritual. TQ merupakan kecerdasan seseorang dalam memaknai hidup dan kehidupannya dalam perspektif Ketuhanan. Dengan begitu maka bisa dikatakan bahwa manusia mempunyai kecerdasan yang jamak (multiple quotient). 

Setidaknya ada empat kecerdasan utama pada diri manusia, yaitu kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ), kecerdasan spiritual (SQ). dan kecerdasan transendental (TQ). 

Empat Kecerdasan Utama Manusia 

Pertama 

yang erat kaitannya dengan kemampuan mengingat, memahami, menganalisa, mengevaluasi, dan memecahkan masalah. 

Kedua

Kecerdasan Emosional (Emotional Qoutient = EQ). EQ merupakan kecerdasan emosi, yang erat kaitannya dengan kemampuan mengontrol perasaan diri sendiri, mengenali perasaan orang lain, adaptasi, kerjasama, disiplin, tanggung jawab, dan komitmen.

Ketiga 

Kecerdasan Spiritual (Spiritual Qoutient = SQ). SQ merupakan kecerdasan jiwa yang erat kaitannya dengan kemampuan untuk bertindak jujur, adil, menghargai, kasih sayang, toleransi, empati, rendah hati, sikap ramah, dan sebagainya. SQ juga berarti kemampuan seseorang untuk mengerti dan memberi makna pada apa yang di hadapi dalam kehidupan. SQ merupakan sumber bimbingan atau pengarahan bagi dua kecerdasan lainnya (IQ dan EQ). 

Keempat

Kecerdasan transendental (Trancendental Quotient = TQ). TQ bisa dikatakan sebagai kecerdasan ruhaniah/ilahiyah, yang erat kaitannya dengan kemampuan seseorang memaknai hidup dan kehidupannya dalam perspektif agama. TQ merupakan pengembangan dari kecerdasan spiritual, yang mempunyai konsep visioner jauh ke depan dengan pertanyaan, "Siapakah aku, darimana aku (berasal), dan mau ke mana nanti aku (setelah mati)?"

Hubungan Keempat Kecerdasan

Berkaitan dengan kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan emosional (EQ), menurut Goleman kesuksesan karir seseorang dalam dunia kerja banyak ditentukan oleh kecerdasan emosional (EQ). Yang mana EQ mempunyai konstribusi sebesar 85%, sementara IQ hanya 15%. Dengan begitu maka dapat disimpulkan peran EQ sangatlah signifikan dibanding IQ. 

Jika IQ adalah parameter kecerdasan kognitif (berpikir), dan EQ adalah parameter kemampuan pengendalian rasa (emosi), maka kecerdasan spiritual (SQ) dapat didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk mentranspose dua aspek kecerdasan IQ dan EQ menuju kebijaksanaan dan pemahaman yg lebih mendalam. Hal ini dikarenakan ketika orang sudah memiliki kecerdasan spiritual (SQ), maka ia mampu memaknai kehidupan sehingga dapat hidup dengan penuh kebijaksanaan. Sedangkan kecerdasan transendental (TQ) sesungguhnya merupakan kecerdasan tertinggi yang dimiliki manusia sebagai karunia terindah dari Tuhan Yang Maha Pemurah. 

Kecerdasan ini sejatinya telah diterapkan oleh para tokoh besar dunia sejak dahulu, utamanya para tokoh agama yang mempunyai pandangan visioner jauh ke depan. Mereka menjalani hidup dalam kehidupan dengan mengikuti tuntunan ajaran agama, yaitu hidup dengan bekerja keras, kerja cerdas, dan kerja ikhlas, serta berbuat kebajikan bagi sesama dalam rangka menggapai kebahagiaan hakiki di dunia maupun di akhirat. Sebagai implementasi dari tiga pilar kecerdasan manusia intelektual spritual (SQ) , dimana kecerdasan intelektual (IQ) kerdasan yang mendasar, sementara bagian lain adalah kecerdasan emosional (EQ). Meskipun sesungguhnya ukuran kecerdasan manusia ada empat, kerap diukur istilah level kecedasan untuk ragam kebutuhan. 

Ada 4 alat takar berlaku baku, terdiri kecerdasan intelektual (IQ), kcerdasan Emosional (EQ), kecerdasanspritual (SQ) dan kecerdasan transdental(TQ). Kecerdasan intelektual IQ (Intellegence Quutient) merupakan kognifif Aktifitas berfikir) yang erat dengan kemampuan, mengingat, memahami menganalisa, mengevaluasi dan memecahkan masalah. Kecerdasan Emosional EQ (Emotion Qoutient), kecerdasan Emosi yang erat kaitannnya denga kemampuan mengontrol perasaan sendiri, mengenali perasaan orang lain,adaftasi, kerja sama, disiplin, tanggung jawab, dan komitmen. Kecerdasan Spritual SQ (Spritual Quutient) merupakan kecerdasab jiwa yang erat kaitannya dala bertindak jujur, adil, menghargai, kasih sayang, toleransi, empati, rendah hati, sikap ramah dan tindakan positif lainnya. Kecerdasan Trasendental (TQ) dapat dikatakan kecerdasan ruhani atau ilahiyah, yang erat kaitannya kemampuan memaknai hidup, dalam profestif agama. 

TQ merupakan pengembangan dari kecerdasan spritual , yang mempunyai konsep visioner jauh kedepan dengan kata tanya “ siapa aku, dimana aku berasal, dan kemana aku nanti setalah kematian. 

Pada dasarnya kita sebagai manusia memiliki 3 kecerdasan :

1. Kecerdasan Intelektual (IQ) 

Kecerdasan intelektual adalah kecerdasan yang paling mendasar. Kecerdasan ini terus diasah di dunia pendidikan, bahkan sampai 18 tahun lamanya dari tk 2 tahun, sd 6 tahun, smp 3 tahun, sma 3 tahun & bangku universitas 4 tahun. Sebuah proses yang cukup panjang. Hampir memakan 1/3 hidup manusia jika rata-rata usia manusia 60 tahun. So..?? Use your time wisely. Lakukan setiap proses dari setiap jenjang pendidikan dengan sebaik-baiknya. Asah pengetahuan dasar, pengetahuan umum, kemampuan komunikasi, & keterampilan secara berkesinambungan.

2. Kecerdasan Emosional (EQ)  

Tahap berikutnya adalah kecerdasan emosional. Kecerdasan ini tidak secara langsung diajarkan di dunia pendidikan. Kita belajar EQ dari lingkungan sosial. Apa sih pentingya?? Yang penting gw dapet ranking, berprestasi & punya segudang piagam penghargaan. It's wrong. Ketika seseorang punya kemampuan IQ yang luar biasa akan tetapi tidak mempunyai EQ yang baik, hal ini akan menghambat pertumbuhan dan kesuksesannya. EQ melatih kita bagaimana kita berhubungan sosial dengan manusia lain. Melatih bagaimana kita berEMOSI yang benar. Melatih bagaimana kita merespon hal-hal diluar kendali kita dengan bijak. Melatih bagaimana kita bisa mengalah untuk mendapatkan sebuah kemenangan.

3. Kecerdasan Spiritual (SQ) 

Kecerdasan Spiritual merupakan tingkat yang paling tinggi. SQ merupakan bentuk kecerdasan yang menghubungkan manusia dengan Tuhannya. SQ melatih bagaimana mengarahkan semua kemampuan kita untuk melayani Tuhan, untuk mendayagunakan segala potensi sesuai dengan kehendakNya. Seseorang yang memiliki IQ & EQ yang baik tetapi tidak mempunyai SQ yang baik bagaikan sebuah pedang yang sangat tajam yang dipegang oleh penjahat begitupun sebaliknya. 

Alat Ukur Kecerdasan Manusia 

Dalam perkembangannya, setiap manusia kerap diukur level kecerdasannya untuk ragam kebutuhan. Para ilmuwan pun berusaha mengungkap cara menentukan level kecerdasaan seseorang.

Setidaknya ada empat alat ukur yang telah ditemukan, berlaku baku, dan menjadi opsi dalam dunia psikologi. Masing-masing dapat digunakan secara mandiri dan berdiri sendiri. Tetapi seiring dengan perkembangan zaman, orang banyak menggabungkan dua atau malah langsung empat di antaranya lantaran sisi manusia yang kompleks perlu diukur dari ragam aspek.

Dahulu pada sekitar tahun 1890-an, kecerdasan seseorang diukur melalui ukuran IQ (Intelligence Quotient). Konsep IQ ditemukan oleh Francis Galton, dan selama berpuluh tahun tes IQ diyakini sebagai satu-satunya ukuran standar untuk mengukur kecerdasan manusia. 

Pada tahun 1983 Howard Gardner, seorang psikolog dan ahli pendidikan dari Universitas Harvard AS merumuskan sebuah teori Multiple Intelligences (Kecerdasan Majemuk). Menurutnya kecerdasan manusia tidaklah tunggal, tetapi jamak yang setidaknya terdiri dari 9 komponen, yaitu kecerdasan matematis, linguistik, musikal, visual, kinetis, naturalis, interpersonal, intrapersonal dan spiritual. 

Pada tahun 1987, Keith Beasley mengemukakan jenis kecerdasan lain yang tak kalah penting dalam mempengaruhi kesuksesan seseorang, yaitu EQ (Emotional Quotient). Istilah EQ menjadi popular setelah Daniel Golman mempopulerkannya melalui buku "Emotional Intelligence - Why it can matter more than IQ" 

Pada tahun 1995. Kemudian pada tahun 1997, Danah Zohar menemukan jenis kecerdasan baru selain IQ dan EQ, yaitu SQ (Spiritual Quotient). SQ merupakan dan berdampak pada kesuksesan dan keberhasilan seseorang. Selanjutnya akhir-akhir ini ditemukan pula kecerdasan lain yaitu Trancendental Quotient (TQ) yang merupakan pengembangan dari kecerdasan spiritual. TQ merupakan kecerdasan seseorang dalam memaknai hidup dan kehidupannya dalam perspektif Ketuhanan. Dengan begitu maka bisa dikatakan bahwa manusia mempunyai kecerdasan yang jamak (multiple quotient). 

Setidaknya ada empat kecerdasan utama pada diri manusia, yaitu kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ), kecerdasan spiritual (SQ). dan kecerdasan transendental (TQ). 

4 Kecerdasan Utama Manusia Secara singkat  dijelaskan sebagai berikut:

Pertama,

yang erat kaitannya dengan kemampuan mengingat, memahami, menganalisa, mengevaluasi, dan memecahkan masalah. 

Kedua,

Kecerdasan Emosional (Emotional Qoutient = EQ). EQ merupakan kecerdasan emosi, yang erat kaitannya dengan kemampuan mengontrol perasaan diri sendiri, mengenali perasaan orang lain, adaptasi, kerjasama, disiplin, tanggung jawab, dan komitmen.

Ketiga 

Kecerdasan Spiritual (Spiritual Qoutient = SQ). SQ merupakan kecerdasan jiwa yang erat kaitannya dengan kemampuan untuk bertindak jujur, adil, menghargai, kasih sayang, toleransi, empati, rendah hati, sikap ramah, dan sebagainya. SQ juga berarti kemampuan seseorang untuk mengerti dan memberi makna pada apa yang di hadapi dalam kehidupan. SQ merupakan sumber bimbingan atau pengarahan bagi dua kecerdasan lainnya (IQ dan EQ). 

Keempat

Kecerdasan transendental (Trancendental Quotient = TQ). TQ bisa dikatakan sebagai kecerdasan ruhaniah/ilahiyah, yang erat kaitannya dengan kemampuan seseorang memaknai hidup dan kehidupannya dalam perspektif agama. 

TQ merupakan pengembangan dari kecerdasan spiritual, yang mempunyai konsep visioner jauh ke depan dengan pertanyaan, "Siapakah aku, darimana aku (berasal), dan mau ke mana nanti aku (setelah mati)?" 

Hubungan Keempat Kecerdasan Berkaitan dengan kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan emosional (EQ), menurut Goleman kesuksesan karir seseorang dalam dunia kerja banyak ditentukan oleh kecerdasan emosional (EQ). Yang mana EQ mempunyai konstribusi sebesar 85%, sementara IQ hanya 15%. 

Dengan begitu maka dapat disimpulkan peran EQ sangatlah signifikan disbanding IQ. Jika IQ adalah parameter kecerdasan kognitif (berpikir), dan EQ adalah parameter kemampuan pengendalian rasa (emosi), maka kecerdasan spiritual (SQ) dapat didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk mentranspose dua aspek kecerdasan IQ dan EQ menuju kebijaksanaan dan pemahaman yg lebih mendalam. Hal ini dikarenakan ketika orang sudah memiliki kecerdasan spiritual (SQ), maka ia mampu memaknai kehidupan sehingga dapat hidup dengan penuh kebijaksanaan. Sedangkan kecerdasan transendental (TQ) sesungguhnya merupakan kecerdasan tertinggi yang dimiliki manusia sebagai karunia terindah dari Tuhan Yang Maha Pemurah. 

Kecerdasan ini sejatinya telah diterapkan oleh para tokoh besar dunia sejak dahulu, utamanya para tokoh agama yang mempunyai pandangan visioner jauh ke depan. Mereka menjalani hidup dalam kehidupan dengan mengikuti tuntunan ajaran agama, yaitu hidup dengan bekerja keras, kerja cerdas, dan kerja ikhlas, serta berbuat kebajikan bagi sesama dalam rangka menggapai kebahagiaan hakiki di dunia maupun di akhirat. 

Memaknai catatan ini, sikap diam bukan bearti tidak tahu sesuatu, tetapi mengeluarkan sesuatu dari rongga mulut sama dengan melepas anak panah dari gendewanya, adalah kemustahilan jika bisa ditarik kembali. 

Memilih diam bukan berarti takut, saya devinisikan rasa takut adalah langkah bijak untuk memproteksi sifat dari kesesatan pembenaran akalia, kadang bertolak belakang dengan isi rongga dada, nun dikedalam lubuk hati terdapat hakekat kebenaran yang selalu berkata jujur dan benar. Maka makna diam lebih berorientasi untuk menjaga pergeseran nilai hakiki tujuan hidup yang sesungguhnya, yakni menjaga nikmatNya serta menambah pahala, dalam arti manfaat dari perbuatan hati, pikiran dan serta tubuh untuk diri sendiri dan bagi orang lain. 

Manusia merupakan makhluk yang penciptaannya dengan segala kesempurnaan dan kemuliaan, karena adanya akal dan nafsu, namun sering terjebak dan tersesat dalam pembenaran kata dan ego dan mengabaikan kebenaran kata hati. 

Terima kasih segala sumber, sangat besar konstribusinya  atas dedikasinya dalam menulis hingga menjadi imajinasi bagi saya menulis kembali dengan tujuan edukasi dan peningkatan karakter bagi diri sendiri. 

Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa memelihara kita dengan segala kebaikanNya aamiin (SA)

Selasa, 08 Desember 2020

 

In Memoriam  Almarhum Kapten Inf Fardol

INNA LILLAHI WAIINNA ILAHI ROJIUN


Semoga Husnul Khotimah dilapangkan dan diterangi alam kubur almarhum sahabat hatiku...

Saya dan keluarga seakan tak percaya, berita kepergian mas Prabu demikian kami


menyapanya cepat tersebar dikalangan keluarga dan sahabat-sahabat yang sempat berinteraksi dengan almarhum, selama tugas di Ampana Kota,  Kabupaten Tojo Una-Una Sulawesi Tengah.

Sosok yang nyaris sempurna dengan tutur kata dan perangainya selalu berhias senyum ramah disenangi para sahabatnya,  sang pengawal NKRI Pasukan Khusus berbaret merah, namun seragam itu tak pernah terlihat selama misi khususnya di kotaku.


Satu ketika saya pernah bercanda dengan beliau “ Mas layakya artis papan atas dibanding seorang prajurit” tawa khasnya meledak  “ Bapak Bisa aja” masih terus tertawa lepas tanpa beban.




Kisah lucu banyak kami alami berdua bahkan bertiga dengan mas Azis, yang


terkesan dihati ketika kami diundang Ko Jek  salah seorang sahabat almarhum,  makan ikan bakar dirumahnya. Tiba-tiba diluar sudah banyak polisi diluar rumah, ternyata sedang raziah minuman keras (Miras), kami bertiga sementara makan diruang tetap tenang hingga petugas menanyakan identitas 2 sahabat saya. 

Ketenangan almarhum dan mas Azis bersamaku malam itu sangat teruji, tampil sebagia sipil biasa, bahkan siap digiring ke Mapolres, Namun masalah selesai malam itu...alhamdulillah, almarhum selama bergaul dengan saya tak pernah menyentuh  minuman keras, saat itu hanya senyum saja.

Tampil beda

Banyak yang tak mengenal tampilan Mas Prabu dan Mas Azis, dengan uniforn sipil, sehingga banyak yang terkecok dan dan saat seperti itu sering  kelucuan terjadi, sangat mengesankan jika mengingat momen seperti itu.



Dia sang pelindung sejati!

Satu kesan mendalam persaudaraan ketika itu sempat isue tsunami akan melanda Ampana, Mas prabu

Sang Komando

saat sedang kejakarta, mengontak mas Azis patner tugas  diAmpana, “Tolong dibantu keluarga Bapak Sam” wibawa perintah seorang militer sangat  terasa dikuping saya.

Saling menghargai profesi 

Saya tak sekalipun mengorek latar keberadaan Mas Prabu di Ampana...bagi saya ia adalah sahabat...


Mas Prabu dan Mas Azis tinggal diperumahan Koramil di desa Labuan Kecamatan
Kopasus Cilik baju hadiah Mas Prabu

Ampana kota, sekitar 2 km dari rumah, berkali saya menawarkan untuk tinggal dirumah, namun selalu menolak dengan halus dengan senyum selalu menghias wajahnya. 

Akan tetapi dalam sehari sampai beberapa kali kerumah ngajak jalan bareng dan bertemu dengan beberapa rekan kontaknya.
Bahkan sempat bersama pemerintah desa Labuan  mengelar giat sosial kemasyarakatan pertandingan volly ball

Rasa yang mendalam  tertanam dihati kami, beliau telah menggap saya sebagai orang tuanya dan 3 anak-anak saya sudah dianggap adiki-adiknya, bahkan selalu mengendong cucu saya Fabila yang masih berusia 2 tahunan, yang sekarang sudah duduk dibangku SMP. 

Pamitan sebelum kembali ke Jakarta

Bahkan ketika akan balik ke Jakarta, sempat mengendong cucuku dan memberinya cendra mata. “Ini dari Om Prabu, buat Fabila sayang” membuat seisi rumah terjebak dalam kesedihan akan perpisahan dengan Bapak Fadol yang entah kapan bisa jumpa lagi.



Ketika kabar duka itu datang...!

Semua terdiam dalam duka saat Bapak Basri Masturi mengontak WA saya, beliau dari Korp Komado Baret Merah yang saat ini sudah tugas diMakodim  Maros Sulawesi Selatan, menyampaikan kabar duka 30 menit setelah almarhum menghembuskan nafasnya yang terakhir.

Persahabat sejati sang komando,adalah makna “SETIA HINGGA AKHIR” seorang prajurit.

Jarak memisahkan Almarhum dengan tugasnya dengan kami,  namun tegur sapanya dari seberang, dan almarhum mampu merawat persahabatan.

Nampak lelah 
selalu ada kabar lewat medsos atau kontak telepon, hingga kabar gembira, karir almarhum menjadi Danramil di Trenggalek Kami sekeluarga mengucapkan puji syukur...

Bersama isteri tercinta 

Setiap makhluk bernyawa akan melalui pintu kematian

Selamat jalan Mas Fardol, selamat jalan Mas Prabu kesayangan dan pigur seorang kakak yang selalu dihormati anak-anak dan cucuku.  

Semoga arwahmu tenang disana, dilapangkan dan diterangi alam kuburmu, insya Allah  jadi penguhuni surga bersama mereka yang diredhoinya” Aamiin. Serta isteri tercinta Ibu Erni Suryani dan kedua putra tersayang serta sanak famili  yang  ditinggalkan diberi kekuatan dan ketabahan, sabar melepaskan kepergian almarhum.(Paman Sam)