Minggu, 14 Januari 2018

Ketika Burung Ababil mengepak sayapnya di Kabupaten Banggai

Sabarudin Yasin S.Sos, MMG
Jumat (12/1-18), Team pengembangan Tapak Wali dari Lapangan Albahar Ampana yang diketuai Sabarudin Yasin, S.Sos, MMG (Barens) Bendahara Komda TWI Sulteng yang juga Lurah Muara Toba Kecamatan Ratolindo Kabupaten Tojo Unauna, dilepaskan oleh Sekretaris Komda Sulteng, dari Padepokan menuju Kecamatan Bunta Kabupaten Banggai dengan anggota lainnya  3 warga Dan 2 Menengah dan 1  warga dan 1 serta 2 calon warga lapangan Al Bahar.

Team yang  menempuh perjalan hampir 100 km dari kota Ampana, diperkuat Ketua 3 Bidang Pelatihan Komda Sulteng Fauzhiyanto Almugni, MMG, Ketua 1 Bidang Pengembangan Cabang TWI Ampana Abdul Rahman Abdullah, MMG dan kepala Padepokan
4 pendekar membuka lapangan Bunta
Likson, MMG, jumat malam mengelar sosialiasi tentang Paguyuban Seni beladiri pernapasan TapakWali Indonesia di wilayah Bunta Kota yang dihadiri masyarakat setempat. Kegiatan tersebut dilanjutkan dengan penerapian gratis kepada masyarakat.
Sabtu (13/1-18) malam kegiatan pembukaan lapangan dipimpin oleh
Gerak Perdana 17 Calon Warga
Sabarudin Yasin yang mengundang antusias masyarakat kota bunta. “Insya Allah, kedepan banyak masyarakat yang akan bergabung mengingat antusias mereka ketika dilaksanakan penerapian” Terang Sabarudin.
Sementara menurut Likson, prospek pengembangan
di kabupaten Banggai khususnya di kecamatan Bunta dan Nuhon sangat baik, bahkan menurutnya Tapak Wali Indonesia akan merambah Ke Luwuk Ibu Kota Kabupaten.

Dari balik Ponsel suara Abdul Rahman Abdullah mengatakan “dalam menebar kebaikan, jarak bukan lagi ukuran, perjalan kami tiada artinya, jika dibandingan perjalan yang mulia Guru Besar. Lebih jauh dikatakannya, wilayah pengembangan kota Bunta adalah jalur perjalanan YM Gubes ketika menuju Timur Sulawesi, Maluku Utara.(Paman Sam)

Sabtu, 06 Januari 2018

Sang Mursyid


Manusia tak diizinkan mempertuhankan manusia, akan tetapi kehadiran sang Mursyid sangat penting bagi seorang muridnya...

karena sesungguhnya dari Mursyid ketemukan jawaban dari yang tiada menjadi ada dan tiada, lalu masih pantas  manusia  mempetuhankan manusia?!”


Hidayah melalui ucapan dan doanya telah membuka dimensi kehidupan baru, didalam mengenal belantara kehidupan yang sesuangguhnya berada dialam semesta...tak jauh dari lingkaran setiap kehidupan makhluknya.


Dari mursyid... khazanah keghaiban Illahi menjadi benderang membangunkan jiwa yang tertidur, sehingga kesadaran spritual mengagah lebar terhadap kesadaran kedudukan yang tiga...yang disembah, yang menyembah serta yang disembahkan...yang kelam dalam  rahasia sepanjang  perjalananku...


Beliau manusia biasa, tetapi luar biasa...Beliau  bukan siapa-siapa tetapi dikenal dilangit dan dibumi berkat cahaya yang masuk dalam dirinya. 

Cahaya yang membias pada hati sanubari murid-muridnyanya yang mengikuti langkah-langkahnya yang tak tergoyahkan...!


Adab...adab...dan adab adalah jawaban yang kutemukan