Senin, 22 Juli 2019


Merangkai sebuah Perjalanan ke Kota Kendari


“Jika belum menyentuh dan memandang sesuatu....bahkan jika belum menjelajahi hamparan alam raya, meskipun hanya beberapa jengkal, bagaimana kiranya melayangkan ingatan tentang  keindahan alam serta hangatkan sinar mentari dan teduhnya rembulan malam dalam ikatan rasa bersama dengan teman seperjalanan yang membuat tertekun dan mengagumi ciptaanNya?”





 

Jejak Kata   : Paman Sam


Sejak 05 Juli 2019 warga Tapak wali yang dikoordinir Surasno Yusuf, SE, MMG yang sudah tak terhitung lagi melakukan penyeberangan teluk Tomini, bagi Yandi lamasay, S.Kom, MMG ini adalah perjalanan kedua kalinya ke Kota Ampana, ibu kota Kabupaten Tojo Una-Una. Sementara dua srikandi TWI Gorontalo, Risma Ismail, MMG  dan Mastin Lamasay, MMG merupakan pelayaran perdana membela teluk terbesar dipulau Sulawesi.

 



“ Silaturahim yang terjalin baik  akan selalu indah dalam pertemuan "

Sabtu 06 Juli 2019 sekitar Pukul 11.30 saya menjemput rombongan kecil ini dipelabuhan penyeberangan feri Tuna Tomini sekitar 12 KM arah timur Ampana. Jalinan persaudaraan selama ini membuat saya dan keluarga menyambut hangat kedatangan mereka.
Silaturrahim menghangatkan suasana, ketika gerak bersama dipadepokan Komda Sulteng bersama warga TWI Bunta Kabupaten Banggai dan warga Ampana. Malam pertama di padepokan gerak terbatas dilaksanakan khusus dan 3 atas. 

Dipadepokan Komda Sulteng

Dua malam berturut pemantapan gerak Tapak-Tapak, disamping  arahan persiapan keberangkatan ke dikukuhkan serta dianugerahkan Magister Muchtahul Guyube (MMG) yang dijadwalkan 13 Juli 2019.

Kendari terutama terutama persiapan menghadapi malam PAG dan rangkaian kegiatan lainnnya, persyaratan bagi warga 3 Atas

 

“Bagaimana pun jalan berliku akan tetap sampai pada tujuan”
Rumah Makan Gorontalo di Taripa
Informasi yang saya terima rombongan kedua yang terdiri dari Sekretaris Cabang Muh. Kasim, MT, MMG  bersama Muswati, ST, SH, MMG sang Istri, wakabid 2 Komda Gorontalo Soni Nufu, MMG dan Korlap Cabang .Gorontalo Hamzah Akuba, MMG, terjadwal berangkat  tanggal 8 Malam sudah bertolak dari Kota Gorontlo melalui rute darat, menempuh perjalanan 800an Km menuju Kota Poso, alhamdulillah selasa 9 Juli 2019 bergabung dengan rombongan kami di Kota Poso.




“ Setiap gerak jiwa dan raga abdi berada dalam  kekuasaan Rabby ”

Dibelai angin nakal di pegunungan Tomata

Pasca bencana Morowali dan Konawe Utara membuat saya mengambil keputusan jalur Mangkunatana –Tarengge sekitar 900an km dari Ampana. Perjalan semakin berarti, ketika mobil yang saya kemudikan  dengan 5 Penumpang beriringan dengan mobil  Muh. Kasim dengan 3 penumpang.

 Ternyata rombongan yang terdiri dari Arman Hemeto, SE, MMG serta Rahmat Nasila, SE, MMG, Arifin Ibrahim, MMG  tiba lebih awal dikendari, sesuai koordinasi antara Sekjen Daming, SE, MMG dan H. Ali, MMG  rombongan diarahkan kekediaman H. Ali dibilangan bypas kota Kendari.


Dikediaman H. Ali Asia Centre By Pas kendari

Mengingat tempat penampungan peserta Pegukuhan tepatnya di keraton TWI  baru chekin nanti  tanggal 12 Juli 2019, hal yang sama padepokan  YM Gubes sedang melaksanakan pewisudahan terakhir di Kota Kolaka Utara.



Wejangan dari Ketua Badan Pertimbangan DPP H. Ali

  Kedatangan kami dikendari diarahkan ke rumah H. Ali, agar rombongan  Gorontalo tetap bersatu dikediamannya. Pada tanggal yang sama menjelang siang  rombongan gorontalo via udara terdiri dari Wakatum Komda Gorontalo Adha Wahab, SE, MMG  dan Ketua Cabang Kota Gorontalo Faruk Oktowijaya, SH, MMG, bergabung dengan kami.


Pembahasan Oleh YM Gubes sisa warga yg tertinggal
“ Petunjuk para Arifbila tak Pernah salah, dengan kebenaran perkataannya”


 Rangkaian acara pengkuhan telah selesai, rombongan demi rombongan berarah pulang kekampung halaman. Akan tetapi  Sabtu malam 15 Juli 2018 kami yang paling terakhir meninggalkan Kendari,  masih sempat bermajelis dengan YM Gubes mendengarkan pembahasan beliau dipadepokan  kawasan Lepo-lepo. 


Anugerah titipanNya yang telah mengantar saya kemanpun

Sebelum bertolak Ketua Komda Andi Jamil ke Kolaka Utara dalam rangka persiapan pewisudahan perdana pasca Pengukuhan di Malili sempat menitipkan pesan agar mampir dikediamannya di kolaka utara, namun saat kami berpamitan dengan YM Gubes justru mengarahkan kami agar melewati Asera-Morowali, alhamdulillah  jarak tempuh ke Kota Ampana berkurang 200an KM.

 

 

Angin sepoi diselingi rintik hujan menyertai perjalan kami yang berarah pulang
Hampir menangis sepanjang perjalanan pulang... ternyata ada sosok yang menjaga tas itu !

Mesjid di Kel Marsaole Bungku Morowali
Kami terpaksa harus bermalam Kota Bungku dirumah Bpk Rastam K. Kadili, SH karena kelelahan, dan   hujan fajar subuh mengiringi kami melanjutkan perjalanan ke Kota Poso. Malam itu saat melepas lelah didepan Mesjid Marsaole, Tas Mastin Lamasay, tertinggal diatas torotoar. Sontak pemiliknya panik dan langsung ke TKP saat hujan rintik, karena tas itu berisi uang dan surat2 penting, dan ternyata tas itu masih berada ditempatnya. 





Sebelaum meninggalkan Bungku di Pak Rastam

Menurut Bpk Rastam, saat ia melewati TKP sempat melihat tas tersebut, pengelihatannnya ada sosok manusia yang berdiri mengawasi tas tersebut. Kami malam itu tertidur lelap kelelahan, menjelang fajar kami melanjutkan perjalan ke Poso. 









Di Padepokan TWI Kab. Poso

Siang yang menyengat, Ketua Cabang Poso Saad   Djumpai, S. Kom, MMG, menjamu kami dipadepokannya. diPoso kami harus berpisah, karena Muh. Kasim meneruskan perjalan ke Gorontalo, sementara saya kota Ampana. Rombongan saya berkuragng 1 warga, karena Risma Ismail telah bergabung dengan suaminya Sony Nufu. Dijadwalkan besok pagi Surasno.cs akan meneruskan perjalanan dengan menumpangi KMP Tuna Tomini, tetapi tertunda karena kerusakan kapal. Nanti pada besok malamnya warga TWI Gorontalo, bertolak dari pelabuhan Ampana dengan KM. TOL Laut Sabuk Nusantara 102.


“Perjalan bertahun, berbulan dan berhari akan terasa singkat dalam ingatan yang kadang membuat tersenyum bahagia”

Bahwa perjalan hamba semakin  indah karena anugerah Rabby
Ujung sebuah kisah yang panjang menyisahkan renungan tentang perjalanan dan pencapain rasa masing-masing warga Tapak Wali Indonesia yang sudah menyandang Magister Muchtahul Guyube, bahwa masih ada perjalanan yang panjang disisa kehidupan, dalam rangka  mendedikasikan apa yang telah dikukuhkan oleh Yang Mulia Guru Besar, Almuqarram, H. Azis, BE, SE, M.Sc, MMG, jika tidak ingin apa yang telah dperoleh bertahun yang lalu, tak berguna bagi diri sendiri apalagi bagi orang lain. Semoga nikmat kebaikan akan trus bertahta dan hati nurani masing-masing Aamiin (PS)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar